Eksistensi Instrumen Musik Tradisional di Tengah Pesatnya Konsumerisme Instrumen Musik Modern.

Posted: June 6, 2011 in ARTIKEL

Antara Selera, Jatidiri, Ambisi dan Identitas.

Sejumlah alat musik barat terlihat bergantungan menyombongkan diri diantara dingding marmer sebuah gedung. Maka kita bisa tau kalau itu adalah toko alat musik. Tapi seringkahkah kita menjumpai sebuah tempat dengan alat musik tradisional yang bergantungan ? dan juga menyombonkan diri ?

Konsumerisme alat musik barat jauh meninggalkan level alat musik tradisional. Jelas terlihat alat musik barat lebih menguasai industri dibanding alat musik tradisional. Entah karena selera para pelaku seni khusunya musik yang lebih cenderung lebih suka memainkan dan mendengar alat musik barat ?, atau jati diri mereka yang benar-benar terpatri untuk alat musik barat ?, atau ambisi mereka untuk menguasai alat musik barat dibandingkan tradisi?, atau hanya sekedar penguatan identitas karena tradisional terkesan jadul dan ketinggalan zaman? Pertanyaan-pertanyaan ini adalah alasan mengapa alat musik tradisional jarang kita jumpai. Koentjaraningrat mengatakan manusia berasal dari kelompok masyarakat komplek yang memiliki akal budi dan budaya. Apakah manusia sekarang sudah benar-benar jauh berbeda dengan dengan manusia dulu ? jika kita dapat menjumpai alat musik barat dimana-mana, lalu dimana kita dapat menjumpai alat musik tradisional? Kita hanya akan dapat menjumpainya di instansi pemerintah yang berhubunan dengan seni budaya, individu-individu yang benar-benar fanatik dengan budaya dan menjadikannya sebagai koleksi penghias dingding rumah, dan sejumlah pelaku seni musik tradisional yang terkadang juga hanya menggunakannya untuk bertahan hidup.

Sejak kapan dan sampai kapan?

Berkembang pesatnya teknologi dan pengaruh-pengaruh musik, membuat fakta ini semakin terlihat jelas.

Siapa saja yang akan memainkan alat musik tradisional ? dan siapa selanjutnya ?

Leave a comment